Peternakan hewan jenis ruminansia atau hewan pemamah biak di Indonesia kerap dihadapkan pada sejumlah problematika. Persoalan tersebut salah satunya terkait dengan kondisi Iklim Indonesia yang notabene termasuk negara tropis. Maka artikel Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau akan menjawab semua pertanyaan anda.

Hal yang cukup krusial yang kerap menjadi problem bagi para peternak adalah ketersediaan pakan berupa hijauan makanan ternak (HMT) yang tidak selalu kontinu. Kondisinya lebih parah manakala musim kemarau tiba. Bahan pakan ketersediaan bahan pakan hijauan bagi ternak pun sangat sulit didapatkan.

Sebagai contoh, berdasarkan hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksikan kemarau panjang yang terjadi pada tahun ini masih akan berlanjut, setidaknya hingga akhir tahun. Tak ayal, kondisi tersebut menyebabkan sebagian wilayah di Indonesia masih harus menghadapi tantangan musim kemarau.

Musim kemarau yang panjang tentu berakibat signifikan terhadap ketersediaan pakan ternak hijauan. Jika pasokan pakan jumlahnya menyusut, bahkan sangat sulit didapat, maka hal itu bisa mengancam keberlangsungan perternakan rakyat ataupun peternakan industri.

Selain itu, suhu lingkungan yang cukup tinggi juga berdampak langsung terhadap sistem metabolisme dan termogulasi pada tubuh ternak. Lingkungan yang relatif panas pada musim kemarau juga menyebabkan sebagian ternak akan “enggan ” makan, sehingga secara kuantitas asupan zat makanan (nutrien) yang masuk ke dalam tubuh juga kurang. Padahal, asupan nutrisi bagi ternak berperan penting untuk mencukupi kebutuhan pokok (maintenance), perkembangan tubuh, dan kebutuhan bereproduksi.

Baca juga : Fermentasi Jerami Untuk Pakan Sapi

Jika asupan nutrisi hewan ternak kurang, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya, maka hewan ternak dapat mengalami pertambahan berat hidup (average daily gain/ADG) yang masih sangat jauh dari hasil yang diharapkan baik.

Nah, untuk mengatasi persoalan tersebut, salah satu solusi yang bisa ditempuh ialah penggunaan silase dalam pengolahan pakan untuk ternak ruminansia.

Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau

Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau

Apa itu Silase?

Silase merupakan makanan ternak yang memiliki kadar air tinggi, diolah melalui proses fermentasi dengan bantuan jasad renik. Proses tersebut dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen, baik dengan penambahan atau tanpa penambahan pengawet.

Dikutip dari situs milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPIJ, bidang bioteknologi, silase merupakan hijauan makanan ternak yang diawetkan dengan menggunakan teknik fermentasi. Awetan segar hijauan pakan itu dihasilkan setelahrumput mengalami proses insilase (fermentasi) yang dibantu oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam dan anaerob.

Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau

Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau

Metode-Metode Pengolahan Silase Limbah

Ada dua cara pembuatan silase yang pertama, secara kimia dengan penambahan asam sebagai bahan pengawet seperti asam fosfat, asam klorida dan  asam sitrat. Penambahan asam tersebut diperlukan agar pH silase turun dengan segera (sekitar 4.2), sehingga menghambat proses respirasi, proteolitis dan mencegah aktifnya bakteri clostridia l.

Cara yang kedua adalah pengolahan secara biologis dengan cara memfermentasi bahan tersebut dalam suasana asam. Asam yang terbentuk adalah asam laktat, asam asetat dan asam butirat serta beberapa senyawa lain seperti etanol, karbondioksida gas metan, karbon monoksida, nitrat dan panas. Pada pembuatan silase secara biologis sering ditambahkan bahan pengawet sebanyak ±3% dari berat hijauan yang digunakan.

Teknologi pakan

Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian yang kurang berguna menjadi produk yang berdayaguna. pengolahan bahan pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak) akan member kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya.

pengolahan secara kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup didalam rumen untuk mencernanya.

banyak teknik pengolahan telah dilakukan dinegara-negara beriklim subtropics dan tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tidak ekonomis dan masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dalam penerapan nya ditingkat peternak. salah satu teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan dilapangan adalah pembuatan silase.

Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau

Silase Alternatif Pakan Ternak Pada Musim Kemarau

Pembuatan Silase

silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa) yang disimpan dalam bentuk segar mengalami prosesensilase. pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan dimusim kemarau atau ketika penggembalaan ternakt idak mungkin dilakukan.prinsip utama pembuatan silase:

  • menghentikan pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
  • mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara.
  • menahan aktivitas enzim dan bakteri pembusuk. pembuatan silase pada temperatur 27-35 0c, menghasilkan kualitas yang sangat baik.

Alat

  • alat pemotong/chopper jika tidak ada bisa menggunakan alat pemotong manual seperti sabit dengan panjang sekitar 5 cm
  • sekop untuk mengaduk adonan
  • silo (tempat untuk memproses silase)
  • plastik untuk alas atau penutup, bisa juga menggunakan kantong plastik

Bahan

  • rumput
  • dedak padi/ tepung gaplek 4% dari berat bahan baku
  • molases/tetestebu, em4, 2 % dari berat bahan baku

Pengolahan

  • bahan silase dipotong-potong dengan ukuran sekitar  3-5 cm.
  • pada musim hujan bahan silase rumput perlu dilayukan untuk mengurangi kadar air,
  • tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu, tepung gaplek jumlahnya 4% dari hijauan yang akan disilase.
  • aduk adonan menjadi satuan campurkan secara merata
  • masukkan adonan yang sudah tercampur secara merata kedalam silo/kantung plastik. kemudian dipadatkan.(ukuran standar kepadatan:650kg harus dapat masuk  dalam silo ukuran 1 meter kubik dengan cara diinjakinjak (untuk memaksimalkan proses silase, silo plastik)
  • kemudian diperam (diinkubasi) selama 21 sampai 30 hari.
  • ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara. tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir.
  • prosessilase/fermentasi berlangsung sekitar 21 hari lebih
  • apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya asam, maka penyimpanan dapat diteruskan sampai saat dibutuhkan
  • pengambilan silase harus secara cepat dan segera ditutup kembali, bahan akan hasil silase yang sudah dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak

Metode Pelayuan

hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahank ering40% – 50%) selanjutnya lakukan seperti metode pemotongan.

Kriteria Silase yang Baik

  • tidak berjamur
  • aroma khas dan tidak berbau busuk
  • tidak terdapat benda asing
  • mempunyai tekstur segar
  • berwarna kehijau-hijauan
  • disukai ternak
  • tidak menggumpal

 

Baca juga : Jasa Pasang Plafon PVC

 

 


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *