Jerami padi merupakan salah satu alternatif yang memiliki potensi menjadi pakan ternak pada kondisi tertentu. Berikut ini adalah bahasan Fermentasi Jerami Untuk Pakan Ternak Bergizi.
Potensi jerami padi tersebut di tunjukkan oleh ketersediaannya yang melimpah dan sebagian besar cenderung tidak termanfaatkan. Sayangnya, proses pembuangan yang sering di lakukan adalah pembakaran di lahan pertanian sehingga akan menimbulkan pencemaan udara.
Salah satu metode pengolahan jerami sebagai pakan ternak yang sederhana, murah dan dapat dilakukan adalah fermentasi. Hasil hasil penelitian dengan menggunakan metode fermentasi jerami padi pada umumnya menunjukkan adanya peningkatan kualitas nilai nutrisinya. Metode fermentasi jerami padi telah banyak di terapkan di kelompok-kelompok ternak oleh lembaga Pemerintah maupun Perguruan Tinggi melalui penyuluhan dan pengabdian masyarakat.
Jerami Sebagai Pakan Murah Untuk Sapi
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang di gunakan.
Penggunaan jerami padi sebagai makanan ternak telah umum di lakukan di daerah tropik dan subtropik, terutama sebagai makanan ternak pada saaat musim kemarau, akan tetapi penggunaan jerami padi sebagai makanan ternak mengalami kendala terutama di sebabkan adanya faktor pembatas dengan nilai gizi yang rendah yaitu rendahnya kandungan protein kasar, lignin dan silika.
Kualitas jerami padi dapat di tingkatkan baik secara kimia maupun biologi. Peningkatan jerami padi melalui biologi adalah melalui fermentasi. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi sederhana yang melibatkan mikroorganisme dengan tujuan menghasilkan suatu produk yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur yang lebih baik memperpanjang masa penyimpanan, mengendalikan pertumbuhan mikrobia, mempertahankan gizi yang di kehendaki, menciptakan kondisi kurang memadai untuk mikrobia kontaminan.
Baca juga : Silase Alternatif Pakan ternak Saat Kemarau
Cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat di sukai ternak adalah fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (contohnya: starbio, starbioplus).
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan akan sangat membantu petani dalam mengatasi masalah kekurangan pakan hijauan terutama pada musim kering yang panjang, terutama bagi usaha peternakan rakyat yang pada umumnya berskala kecil.
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan menggunakan fermentasi jerami padi dapat meningkatkan produktivitas ternak ruminansia besar maupun kecil.

Jerami Pakan Ternak
Kelebihan Jerami Yang Sudah di Fermentasi
- Mempunyai kandungan protein lebih tinggi dari jerami biasa (sekitar 7 – 9%);
- Lebih mudah dicerna oleh hewan/ternak ruminansia;
- Nilai gizi pakan meningkat;
- Beraroma harum, tidak berbau busuk;
- Lebih higienis;
- Bahan mudah didapat dan murah;
- Sebagai cadangan pakan tahan lama, praktis dan murah.
Bahan Dan Ukuran
- Jerami padi kering, kadar air -/+ 10%, bisa dalam bentuk jerami utuh sebanyak 800 kg
- Probiotik In Vivo/vitro 3 liter
- Molase/tetes tebu sebagai sumber energy awal buat mikrobia pada awal inkubasi 20 kg
- Air biasa sumur tanpa klorinasi 177 liter.
Catatan : Jika jeraminya basah, kadar air 20 – 25%, maka menambah airnya sedikit saja atau di perkirakan nantinya jerami mengandung air berkisar 25 – 30%.
Bagaimana Cara Mengolahnya?
- Cari tempat yang berlantai tanah atau semen, lebih tinggi minimum 50 cm dari sekitarnya, di taburi kapur dan harus yang teduh (tidak terkena panas dan hujan)
- Tumpuk jerami padi setebal 20 cm padatkan dengan cara di injak-injak atau di padatkan pakai alat stemper (pemadat tanah uruk)
- Menyiapkan formula probiotik sebagai bioactivator. Campur Win_Prob In Vivo dengan molase 2% dan air (sesuai ukuran yang disediakan di awal)
- Siramkan ke seluruh permukaan jerami agar merata (jika jerami sudah basah, tidak perlu disiram dengan air, cukup dipercik-percikan dengan larutan probiotika)
- Tumpuk lagi dengan jerami setinggi 20 cm, di siram larutan probiotika sambil di padatkan, bisa sampai 5 lapis atau lebih
- Ulangi lagi sesuai langkah (3) hingga jerami habis. Kemudian di tutup total dengan plastik atau terpal dan biarkan terfermentasi selama 30 hari
- Pada hari ke-7 bila periksa aroma (bau) yang timbul pada tumpukan jerami. Jika aroma jerami sudah berubah beraroma harum seperti tape dan serat-serat jerami sudah lunak (periksa dengan cara pegang dan remas-remas), serta tumpukan dalam jerami sudah mengeluarkan jamur berwarna putih dan kuning, maka proses pembuatan fermentasi sudah selesai
Cara Penyajian
Berikan jerami fermentasi secukupnya, 1 ekor sapi dewasa, bobot badannya >400 kg, cukup 10 kg/hari. Tapi mesti diangin-anginkan terlebih dahulu minimum 5 menit, baru berikan kepada sapi. Sebaiknya pemberian di bagi dua atau tiga kali dalam sehari, yakni pagi, setelah di beri konsentrat, siang hari setelah di beri konsentrat.
Penyimpanan
Jerami fermentasi dapat di simpan sampai satu tahun. Caranya: setelah fermentasinya sudah jadi (matang), bongkar dan angin-anginkan sampai kering, kemudian di ikat kembali atau bila perlu di-pres agar dapat lebih padat dan mudah diatur.
Maka buatlah jerami fermentasi sebanyak-banyaknya untuk di simpan dan di gunakan pada musim kemarau (cadangan pakan).

Jerami
Pakan Tambahan
Sapi atau hewan ruminansia lain tetap memerlukan pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Peternak harus menyediakan konsentrat bahan kering minimum 1,5% dari bobot badan.
Konsentratnya dapat berupa konsentrat jadi atau meramu sendiri seperti ampas tahu, bekatul, bungkil kedelai, dan lain-lain. Sapi lebih lahap makannya, pencernaannya semakin optimum, daya tahan lebih tinggi terhadap serangan penyakit dan cuaca ekstrim, serta berpenampilan lebih baik, kulit berminyak, bulu lembut, mata cerah berseri.
Jangan lupa sediakan air minum sebanyak 40 – 100 liter setiap ekor atau ad libitum setiap hari agar metabolisme ternak ruminansia semakin lancar.
Baca juga :
0 Komentar